“Sub-Prime” dan Rencana Pembatalan Remunerasi

Dalam beberapa tahun terakhir di Amerika Serikat, pasar property booming, perbankan ramai-ramai menawarkan kredit perumahan yang menarik dan “menjerat”. Kenapa dibilang menjerat??? karena perbankan dalam rangka menjaring kreditor menawarkan bunga fix yang sangat rendah pada awal tahun pertama tapi membumbung dalam tahun-tahun berikutnya…celakanya kreditor yang terjaring tersebut banyak datang dari kalangan yang berpenghasilan rendah (subprime) atau berisiko besar gagal bayar pinjaman, hal inilah yang akhirnya terjadi ketika bunga bank berfloat bergerak naik, mereka mulai telat bayar bahkan sampai terjadi kredit macet dan dampaknya dapat ditebak kemudian yaitu menyebabkan krisis kredit perumahan di Amerika Serikat yang dampaknya sempat mengguncang pasar modal global serta memaksa bank sentral AS menurunkan suku bunga sampai dengan 4.25%. Suku bunga terendah dalam dua tahun terakhir.

Berkaca pada kejadian di atas yang terjadi di AS, nampaknya fenomena yang sama bahwa perbankan menawarkan suku bunga fix yang rendah dalam tahun-tahun pertama dan merangkak naik dalam tahun berikutnya terjadi juga di negara kita. Kita sebagai konsumen harus hati-hati terhadap perbankan semacam itu.

Dalam skala yang sempit, insan-insan departemen keuangan dan beberapa lembaga yang ikut dalam program reformasi birokrasi terhenyak dengan pernyataan ibu Menteri Keuangan, Ibu Sri Mulyani Indrawati, pada awal tahun 2008 mengenai “ancaman” membatalkan remunerasi gaji pegawai Departemen Keuangan jika dalam 6 bulan ke depan tidak ada perbaikan kinerja….wah wah…dengan pernyataan itu menyadarkan kita bahwa ternyata kita2 juga rentan masuk dalam golongan “subprime“…

Bagaimana menyikapi pernyataan ibu menteri tersebut??

yang pertama harus positif thinking, bahwa pernyataan tersebut adalam semacam “pemacu” untuk meningkatkan kinerja kita,

yang kedua, kita harus tetap menjaga momentum reformasi birokrasi ini dengan sebaik-baiknya, layaknya dalam organisasi yang besar, personilnyapun beragam ada yang menyambut baik reformasi birokrasi ini dan bergerak cepat, menengah dan sedang, ada juga yang apatis bahkan ada juga yang senang dengan status quo… yang disebutkan terakhir tentunya pihak yang terbiasa menikmati praktik kotor yang telah lama mereka lakukan… 

Pihak-pihak di luar sanapun banyak juga yang nyaring untuk kembali ke sistem lama, gak aneh ibu, ada juga oknum dari mereka juga ikut menikmatinya, anggota-anggota dewan, auditor-auditor..aha… 

jangan sampailah ibu menteri, pihak-pihak tersebut nantinya tertawa lebar, tentunya kita berharap sistem ini yang sudah pada jalur yang benar semakin diperbaiki dan menjadi lokomotif reformasi birokrasi negara ini, kalau masih ada lobang sana sini mari kita tambal bersama, kalaua lajunya masih lambat, mari kita dorong bareng-bareng, dan terakhir jangan biarkan kita menjadi kaum “subprime” di negara ini, karena bukan rahasia lagi banyak pegawai telah mengambil kredit perumahan, yah bu kalau gak kredit mana sanggup lah kita bayar kontan…

Papahnya Lazuward

Referensi:

Antara.co.id

wikipedia

Tinggalkan komentar